KONSEP KELUARGA
A. Defenisi
1. Duvall dan Logan (1986) menguraikan defenisi keluarga “ sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta social dari tiap anggota keluarga.” (Sri Setyowati, S.Kep, dkk, 2008. Hal. 23-24).
2. Bailon dan Maglaya (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Setiadi, 2008. Hal. 2).
3. Reiner (1980) keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek. (Sri Setyowati, S.Kep, dkk, 2008. Hal. 24).
4. Spredley dan allender (1996) keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan interelasi social, peran dan tugas. (Sri Setyowati, S.Kep, dkk, 2008. Hal. 24).
5. BKKBN (1992) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (Sri Setyowati, S.Kep, dkk, 2008. Hal. 24).
6. Bussard dan Ball (1966)
Keluarga merupakan lingkungan social yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dan lingkungannya. (Setiadi, 2008. Hal. 2).
7. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (Setiadi, 2008. Hal. 2).
8. Duval (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari tiap anggota keluarga. (Setiadi, 2008. Hal. 2).
9. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Setiadi, 2008. Hal. 2).
10. Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tingal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
11. UU No. 10 tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (Setiadi, 2008. Hal. 3)
12. Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. (Setiadi, 2008. Hal. 3).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa karakteristik keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluara biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran social suami, istri, anak, kakak, adik.
4. Mempunyai tujuan; (a) menciptakan dan mempertahankan budaya, (b) meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota.
B. TIPE KELUARGA
Sri Setyowati, S.Kep, dkk (2008) dalam buku Asuhan Keperawatan Keluarga membagi tipe keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat)
2. Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah , misalnya: kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
3. Keluarga “Dyad”/Dyadic Nuclear, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4. “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5. “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
6. The Unmarried teenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
7. The Stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
8. Commune family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah. Sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
9. The non marital heterosexual cohabiting family yaitu keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
10. Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami-istri (marital partners)
11. Cohibiting Couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
12. Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
13. Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
14. Foster family yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
15. Homeless family yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
16. Gang yaitu sebuah keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
17. Reconstituted Nuclear yaitu pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
18. Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
19. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
20. Commuter Married, Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
21. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
22. Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
23. Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
24. Unmaried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
C. STRUKTUR KELUARGA
Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu:
1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. (Suprajitno, 2004)
D. FUNGSI KELUARGA
Sudiharto (2007), menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
2. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan social.
3. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,seperti sandang, pangan, dan papan.
5. Fungsi perawatan/pemelihraan kesehatan, adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
E. TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN
Setiadi (2008), menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
F. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Setiadi (2008), menurut Duvall (1985) membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
1. Keluarga baru (beginning family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Menetapkan tujuan bersama
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
e. Persiapan menjadi orang tua
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan, dan menjadi orang tua.
2. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (child bearing)
Masa ini merupakan masa transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal:
a. Suami merasa diabaikan
b. Peningkatan perselisihan dan argument
c. Interupsi dalam jadwal kontinu
d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan)
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan member I sentuhan dan kehangatan)
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
e. Konseling KB post partum 6 minggu
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/ dana Child Bearing
h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
b. Membantu anak bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain jg terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga
e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab
g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 th)
Tugas perkemangan keluarga:
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas
b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
c. Menyediakan aktifitas untuk anak
d. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak
e. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja (13-20 th)
Tugas perkembangan keluarga:
a. Pengembangan terhadap perkembangan remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
b. Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi)
c. Memelihara hubungan intim dalam keluarga
d. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan suami-istri kakek dan nenek
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
7. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas tahap perkembangan keluarga:
a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai.
b. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
c. Keakraban dengan pasangan
d. Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga
e. Persiapan masa tua/ pension
8. Keluarga lanjut usia
Tugas tahap perkembangan keluarga:
a. Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup
b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
d. Melakukan life review masa lalu
Carter & Goldrick (1989) membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga antara (masa bebas/ pacaran) dengan usia dewasa muda
b. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
c. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai sekolah)
d. Keluarga yang memiliki anak dewasa
e. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
f. Keluarga lansia
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan Keperawatan Keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah keperawatan (Sri Setyowati,dkk. 2008).
B. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan keluarga dalam hal:
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Menigkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
e. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
C. Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Perawatan
Alasan utama meninjau keluarga sebagai unit pelayanan perawatan menurut Ruth B Freeman, (1981), adalah sebagai berikut:
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mampunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
4. Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat.
D. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga
Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga yaitu:
No comments
Komentarnya yaa...