Micrococcus
Bakteri Micrococcus sp. adalah bakteri berbentuk kokus, gram positif, berpasangan, tetrad atau kelompok kecil, aerob dan tidak berspora, bisa tumbuh baik pada medium nutrien agar pada suhu 30°C dibawah kondisi aerob. Tempe selain sebagai makanan bergizi tinggi juga mengandung antioksidan dalam bentuk senyawa isoflavon. Zat antioksidan berasal dari senyawa tidak aktif dalam kedelai dan dibebaskan menjadi senyawa aktif akibat aktivitas mikroorganisme selama proses fermentasi. Isoflavon disintesis pada saat terjadinya fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri, salah satunya adalah bakteri Micrococcus sp. Adanya bakteri Micrococcus sp. pada proses fermentasi tempe tidak terlepas dari tahapan pembuatan tempe meliputi; penyortiran, pencucian biji kedelai diruang preparasi, pengupasan kulit, perebusan kedelai, perendaman kedelai, penirisan, peragian, pembungkusan, dan pemeraman. Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain, waktu, suhu, air, pH, suplai makanan dan ketersediaan oksigen. Permasalahan pada penelitian ini adalah adakah bakteri Micrococcus sp. pada tahapan pembuatan tempe?. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya bakteri Micrococcus sp. pada tahapan pembuatan tempe. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah udara diruang preparasi, udara diruang fermentasi, air sumur, air rebusan kedelai, air rendaman kedelai dan tempe dengan waktu fermentasi 48 jam. Sampel yang digunakan adalah 100 ml air sumur, 100 ml air rebusan kedelai, 100 ml air rendaman kedelai, udara diruang preparasi, udara diruang fermentasi dan sepotong tempe. Prosedur penelitian meliputi tahap persiapan, sterilisasi, pengambilan sampel, isolasi bakteri, pengecatan gram dan uji biokimia. Pada penelitian identifikasi bakteri Micrococcus sp. pada tahapan pembuatan tempe pengambilan sampel dilakukan dengan pengulangan 2 kali. Pada sampel I bakteri Micrococcus sp. ditemukan pada udara ruang fermentasi dan udara ruang preparasi, sedangkan pada sampel II bakteri Micrococcus sp. ditemukan pada udara ruang preparasi dengan 2 spesies yaitu Mcrococcus luteus dan Micrococcus varians. Pada air sumur, air rendaman kedelai, air rebusan kedelai dan tempe bakteri Micrococcus sp. tidak dapat ditemukan baik pada sampel I maupun sampel II. Morfologi koloni bakteri Micrococcus sp. pada medium blood agar berbentuk bulat, warna putih susu dengan permukaan koloni mencembung dan tepinya utuh. Morfologi koloni bakteri Micrococcus sp. pada medium nutrien agar berbentuk bulat, berwarna kuning mengkilat. Berdasarkan hasil identifikasi dapat disimpulkan bahwa pada tahapan pembuatan tempe ditemukan adanya bakteri Micrococcus sp yaitu pada udara ruang preparasi dan udara ruang fermentasi.
Micrococcus luteus
Salah satu sifat biokomia Micrococcus luteus adalah tidak menghasilkan enzim arginin dihidrolase. Oleh karena tidak menghasilkan enzim tersebut, maka Micrococcus luteus tidak dapat menghidrolisis lebih lanjut asam amino arginin yang terdapat dalam tempe kedelai, sehingga diasumsikan bahwa dengan tidak terhidrolisisnya asam amino arginin maka kandungan asam amino argininnya tetap tinggi dan jumlah nitrogen terlarutnya pun tetap tinggi sehingga kandungan protein juga tetap tinggi. Berdasarkan latar belakang ini timbul permasalahan apakah ada pengaruh pemberian bakteri Micrococcus luteus pada proses pembuatan tempe terhadap kandungan protein terlarut tempe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
bakteri Micrococcus luteus pada proses pembuatan tempe terhadap kandungan protein tempe.
No comments
Komentarnya yaa...