asuhan keperawatan pada dermatitis

Share:
PENDAHULUAN
 Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Ku;it juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi.
 Lapisan kulit tersusun atas tiga lapisan:
1. Lapisan epidermis (paling luar)
2. Lapisan dermis
3. Lapisan subkutis
 Vaskularisasi dari kulit diatur oleh 2 pleksus yaitu pleksus dermis dan pleksus subkutis
 Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edeira, papul, lesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal.
 Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronik
 Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen) misalnya bahan kimia, fisik, mikroorganisme, dapat juga dari dalam (endogen) mesalnya dermatitis etopik
 Pembewrian nama dermatitis berdasarkan :
1. Ekologi (dermatitis kontak, radiodermatitis)
2. Morfologi (Dermatitis vesicabullosa)
3. Bentuk
4. Lokalisasi
5. Lamanya



DERMATITIS KONTAK
KOSEP DASAR MEDIS
1. Defenisi
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan (substansi) yang menempel pada kulit
Dermatitis kontak ada 2 jemis
a. Dermatitis kontak iritan
b. Dermatitis kontak alergi
2. Etiologi
a. Dermatitis kontal disebabkan bahan yang bersifat iritan, lama kontak, gesekan dan trauma fisis, suhu dan juga kelembaban
b. Dermatitis kontak alergi disebabkan oleh alergen, bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita kontak alergi lebih sedikit, karena hanya mengenai orang-orang yang kulitnya sangat peka.
3. Patofisiologi
a. Dermatitis kontak
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupuin fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak laisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit, keadaan ini merusak sel epidermis.
Faktor konstribusi misalnya kelembapan udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.
b. Mekanisme terjadinya kelemahan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti respon ilmu diperantarai oleh reaksi tipe IV. Reaksi hipersensivitas di kulit timbulnya lambat, umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan dengan alergen.
Sebelum seseorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergih terlebih dahulu mendapatkan pada perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. pada ini terjadinya karena adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang akan terikat dengan protein, membentuk antigen lengkap. antigen ini ditangkap dan diproses oleh magrofag dan sel langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T.
Setelah kontak dengan antigen yang telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi secara spesifik dan sel memori. sel-sel in I kemudian tersebar melalui siekulasi keseluruh tubuh juga sistem limfoid, sehingga menyebabkan keadaan sensivitas yang sama diseluruh kulit tubuh.
4. Manifestasi Klinik
a. Dermatitis kontak iritan
 Pada dermatitis akan kecelakaan biasanya segera kulit terasa pedih/panas, eritema, vesikel atau bula.
 Pada dermatitis akan serengga yang terbang pada malam hari, penderita baru merasa pedih setelah esok harinya , pada awalnya terlihat eritema dan sorehnya suda menjadi vesikel atau bahkan nekrosis
 Gejala klasik berupa kulit kering, eritema skuama, lambat laun kulit tebal (hyperkeratosis) dan likemipikasi, batas kelainan tidak tegas, bila kejadian terus menerus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur)
b. Penderita umunya mengeluh gatal, kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis. pada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas, kemudian diikuti edema, papula vesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas.




5. Pengobatan
Pengobatan tergantung dari gejalah yang ditimbulakan
 Menyingkirkan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi
 Kortikosteroid topical (hidrokortison)
























KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Data Dasar Pengkajian
Aktivitas/istirahat
Gejala : Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit
Sirkulasi
Gejala : Penyebaran luka yang luas
Tanda : Menurunkan volume nadi perifer
Integritas kulit
Gejala : Masalah tentang kecacatan
Tanda : Ansietas, menarik diri, ketergantungan
Makan/Cairan
Tanda : Anoreksia
Neuro Sensori
Gejala : Area inflamasi
Tanda : Perubahan perilaku
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Berbagai nyeri, eczema sangat ektrim, sensitive bila disentuh
Keamanan
Cedera kimia : Tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab










B. Penyimpangan KDM
Dermatitis

Etiologi Morfologi Bentuk Lokalisasi Lama
- Radiodermatitis
- Dermatitis medika mentosa
- Dermatitis kontak ← Bahan yang bersifat iritan, goresn, trauma fisik, suhu
↓ belebihan, bahan yang bersifat allergen

Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak allergen
↓ ↓
Bahan iritasi masuk melalui Kontak bahan kimia (hapten)

Kimiawi/fisik

Merusak lapisan tanduk Reaksi tipe IV
↓ ↓
Mengubah daya ikat air kulit Sirkulasi ke seluruh tubuh
↓ ↓
Kerusakan sel apidermis Reaksi sensivutas diseluruh kulit

Eritema/skuama,hiperkeatosis
↓ Kontak ulang hapten
Nekrosis, kulit dapat retak ↓
↓ Pengeluaran limfokin
Kerusakan integritas kulit ↓
Merangsang pelepasan sel radang

inflamasi Menginfasi saraf tepi kulit
↓ ↓
Bercak eritema berbatas tegas Nyeri

Perubahan struktur kulit Edema , nopul, vesikel/bula
↓ ↓ ← Pecah
Gangguan citra diri Erosi dan eksudasi (basa)

Resiko infeksi






C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri s/d saraf tepi kulit terinfasi
2. Gangguan citra diri b/d perubahan struktur kulit
3. Kerusakan integritas kulit s/d adanya nekrosis/kulit retak
4. resiko tinggi infeksi s/d eksudasi
D. Intervensi Dan Rasional
1. Nyeri s/d saraf tepi kulit terinfasi
Tujuan : Nyeri hilang/terkontrol
Intervensi
a. Selidiki keluhan nyeri, cacat intensitas, karakteristik, lokasi, faktor yang memperburuk atau meredahkan
Rasional : Untuk memili intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan
b. catat adanya pengaruh
Rasional : Nyeri dapat mempengaruhi kehidupan sampai pada suatu keadaan yang cukup serius.
c. Anjurkan untuk istirahat dalam ruangan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat meningkatkan nyeri
d. Dorong keluarga klien/orang terdekat untuk memberikan perhatian
Rasional : Peran keluarga/orang terdekat sangat berpengaruh terhadap penurunan nyeri
Kolaborasi
e. Berikan obat sesuai indikasi , zat antiinflamasi, analgetik dan pengaruh antipiretik (morfin) meklopenamat.
Rasional : Diguinakan sebagai antiinflamasi, analgetik dan pengaruh antipiretik


2. Gangguan citra diri b/d perubahan struktur kulit
Intervensi
a. Kaji warna ekzema
Rasional : Lokasi dan warna menunjukkan tingkat keseriusan udema
b. dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakitnya
Rasional : Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan kosep dan menghadapinya secara logis.
c. Akui perasaan malu klien terhadap biduran yang timbul jawab semua pertanyaan tentang masalah urtikaria
Rasional : Membuat catatan dan menunjukkan minat/masalah pemberian perawatan. Memberikan informasi tambahan pada pasien untuk dipertimbangkan
3. Kerusakan integritas kulit s/d adanya nekrosis/kulit retak
Intervensi
a. Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan konveksi sekitar luka.
Rasional : Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada daerah graft
b. Berikan perawatan pada ekzema yang tepat
Rasional : Menyiapkan jaringan untuk penanaman dan menurunkan resiko infeksi
c. Pertahankan seprei bersih kering dan yang tidak berkerut
Rasional : Untuk menghindari penyebab dari iritasi dan potensial terhadap infeksi
d. Gunting luka secara teratur
Rasional : Kuku yang panjang/kasar meningkatkan resiko kerusakan derual

Kolaborasi
e. Anjurkan/berikan obat-obat tropical/sistemik sesuai indikasi
Rasional : Digunakan untuk perawatan lesi kulit
4. Resiko tinggi infeksi s/d eksudasi
Intervensi
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah seluruh kontak perawatan dilakukan intruksikan pasien/orang terdekat untuk mencuci tangan sesuai indikasi
Rasional : Mengurangi resiko kontaminasi silang
b. Berikan lingkungan yang bersih dan berventilasi baik periksa penunjang terhadap tanda infeksi dan pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi
Rasional : Mengurangi patogen pada sistem imun dan mengurangi kemungkinan pasien mengalami infeksi nasokomial
c. Anjurkan pada pasien untuk tidak sering menyentuh ekzema
Rasional : Menghindari reaksi lanjut yang dapat memperpara eksema
Kolaborasi
d. Berikan antibiotik/anti jamur, anti mikroba
Rasional : Menghambat proses infeksi

E. DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda. dr. Prof, dkk : ILMU PENYKIT KULIT DAN KELAMIN, Edisi III, FKUI, 2002
Donges, Marilynn E. dkk. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN,. EGC. Jakarta 2000
Masjoer Arif. dkk. KAPITA SALEKTA KEDOKTERAN, edisi III. Jakarta. Media Aescula Plus. 2001

No comments

Komentarnya yaa...

Klik Dibawah Untuk Download App Lazada Di Android